BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa inggris manage yang memiliki arti
mengatur, mengurus, melaksanakan, mengelola.Sedangkanmenurut istilah seperti
yang dilakukan Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dalam dunia pendidikan, manajemen lebih ditekankan kepada upaya untuk
mempergunakan sumber daya seefektif dan seefisien mungkin.Secara bahasa
manajemen berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Secara
etimologi manajemen ialah ilmu dan seni yangmengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber dayalainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dalam sebuah organisasi. Di bawah ini dijelaskan beberapa
pendapat yang menjelaskan tentang pengertian manajemen.
1) Malayu S. P. Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektifdan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
2) Arifin Abdurrachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto,
yang mengartikan manajemen merupakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai
sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan
orang-orang pelaksana. Jadi, dalam hal ini kegiatan dalam manajemen terutama
adalah mengelola orang-orangnya sebagai pelaksana.
3) Henry L. Sisk
Management is the coordination of all resources through the processes
of planning, organizing, directing, and controlling inorder to attain stated
objectives.
(Manajemen adalah Pengkoordinasian dari semua sumber-sumbermelalui
proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,pemberian bimbingan, dan
pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan). Perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
inilah yang kemudian disebut sebagai prinsip-prinsip manajemen.
Sedangkan Husaini Usman menyimpulkan, esensi pengertian manajemen dapat
dipandang, baik sebagai proses (fungsi) maupun sebagai tugas (task). Hal ini
senada dengan pendapat Maurice R. Hecht: management is an activity, and if
you start by looking at littlepieces here and there, you can destroy the
understanding of the whole. Artinya, manajemen adalah sebuah aktivitas, dan
jika kamu mulai melihat kepada potongan-potongan sedikit di sana-sini, kamu
dapat merusakkan pengertian itu keseluruhannya. Masalah identifikasi dan
definisi manajemen memang merupakan masalah yang sulit. Banyak penulis
menyetujui bahwa manajemen mencakup berbagai tingkat ketrampilan, tetapi di
lain pihak juga sikap yang berbeda-beda. T. Hani Handoko menyimpulkan bahwa
untuk lebih memperjelas pengertian manajemen harus dibicarakan topik-topik
berikut ini:
a. Manajemen sebagai ilmu dan seni
b. Manajemen sebagai profesi
c. Pengertian-pengertian yang berbeda dengan istilah manajemen,
1) Manajemen berbeda dengan kewiraswastaan
2) Manajemen berbeda dengan supervisi
d. Aplikasi-aplikasi yang berbeda dari istilah manajemen
1) Pengelompokan pekerjaan. Manajemen dapat berarti suatu kelompok
orang yang melaksanakan tugas-tugas atau fungsi-fungsi manajerial. Ini
digunakan untuk menyebut seluruh individu dalam kelompok tersebut secara
kolektif.
2) Seorang individu. Individu yang melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial atau bagian dari kelompok secara keseluruhan dapat disebut bagian
manajemen.
3) Suatu disiplin akademik. Manajemen adalah suatu bidangspesialisasi
akademik, atau suatu bidang studi.
4) Suatu proses. Manajemen juga merupakan suatu proses, karena mencakup
pelaksanaan suatu rangkaian tipe-tipe khusus kegiatan atau fungsi.
B. Tujuan Manajemen
Tujuan manajemen merupakan suatu yang direalisasikan, menggambarkan
cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha seorang manajer.
Tujuan ialah yang ingin direalisasikan oleh seseorang. Sedangkan menurut SH
Rode dan Voich (1974) tujuan utama manajemen yaitu produktivitas dan kepuasan.
C. POAC
Sebagai pemimpin selain harus memiliki karakter kepemimpinan, juga
harus menguasai fungsi-fungsi manajerial. Fungsi manajerial inilah yang akan
membantu pemimpin untuk menjalankan organisasi dalam pencapaian tujuan
organisasi. Perlu diingat bahwa jika seorang pemimpin tidak memiliki kemampuan
manajerial, maka ia hanya akan mampu merumuskan dan menentukan visi/misi
organisasi kedepan, namun tidak mampu untuk menjalankan seluruh aktivitas
organisasi menuju pencapaian visi/misi organisasi tersebut. Untuk itu sebagai
pemimpin mengenal fungsi-fungsi manajerial adalah sangat penting, karena
manajemen merupakan seni dalam pengelolahan organisasi guna pencapaian tujuan
organisasi.
Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugastugas khusus yang
harus dilaksanakan. Tugas-tugas itulah yang biasadisebut sebagai fungsi-fungsi
manajemen.Menurut George R. Terry terdapat 4 fungsi manajemen, yangdalam dunia
manajemen dikenal sebagai POAC yaitu: planning(perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (penggerakan ataupengarahan) dan controlling
(pengendalian).
Mengapa POAC ? Karena POAC merupakan fungsi manajemen yang bersifat
umum dan meliputi keseluruan proses manajerial. Keempat fungsi manajemen
tersebut dalam manajemen modern tidak berjalan linear, namun spiral. Hal ini
memungkinkan organisasi akan bergerak terus menerus dan tidak berhenti pada
satu tahap. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa siklus manajemen yang
dilakukan oleh suatu organisasi adalah merencanakan, mengorganisasi staf dan
sumber daya yang ada, melaksanakan program kerja, dan mengendalikan
(pengawasan) jalannya pekerjaan. Di dalam tahapan pengendalian dilakukan
evaluasi untuk memperoleh umpan balik (feed back) untuk dasar
perencanaan selanjutnya, atau untuk perencanaan kembali (replanning). Demikian
seterusnya sehingga kegiatan fungsi-fungsi manajemen tersebut merupakan suatu
siklus spiral.
Secara umum dunia manajemen menggunakan prinsip POAC (Planning,
Organizing, Actuating, Controlling), prinsip manajemen ini banyak digunakan
oleh organisasi dewasa ini untuk memajukan dan mengelola organisasi atau
perusahaan mereka.
a.
Planning
Yang dimaksud dengan planning disini adalah
rencana awal atau tujuan awal yang jelas. Dalam perencanaan ada beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan, yaitu harus SMART.
S : Specific, artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak
terlalu melebar dan terlalu idealis.
M : Measurable, artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya.
A : Achievable, artinya dapat dicapai, jadi bukan angan-angan.
R : Realistic, artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, tetapi tetap ada tantangan.
T : Time,
artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran,
atau tahunan, sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Setelah
merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka perlu
juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Prinsip
dalam melakukan perencanaan penganggaran, adalah mengunakan segala sumber daya
keuangan secara efesien dan se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan
secara serius, agar organisasi tidak melakukan pemborosan, keuangan, selain itu
sekaligus juga melihat sumber-sumber daya keuangan yang bisa diperoleh dari
luar organisasi. Dalam suatu perencanaan ada 5 W dan 1H yaitu: What, where,
who, when. why. 3 kegiatan yang dilakukan didalam perencanaan yaitu:
· Kegiatan pokok apa yang akan dilakuakn secara langsung
dikerjakan pada pencapaian tujuan yang akan dicapai.
· Kegiatan
yang menunjang aktivitas yang mendukung tujuan teersebut.
· Kegiatan
Veterial : kegiatan yang tidak menunjang tetapi tidak sering dihindarkan yaitu:
ppl dan pkl.
1. What :
· Apa yang akan dilakukan atau dikerjakan.
· Dana
sumber yang didapat.
· Dana
apa yang akan dihubungkan.
· Sdm.
· Sarana dan prasarana agar tercapai.
2. Where:
· Dimana kita melakukan kegiatan.
· Berpegang
kepada aspekbilitas ( kemampuan untuk menyelesaiakan diri ).
· Tersedianya
tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan guna menjamin kelancaran tugas.
3. When:
· Kapan kita melakukan tugas.
· Kemampuan
untuk mengelola waktu.
· Memilih
waktu yang tepat untuk mengisi waktu yang luang.
4. Who
· Menganalisis kebutuhan tenaga kerja baik kuantitatif maupun
kwlalitatif.
· Pola
pembinaan karier.
· Kebijaksanaan
didalam pengolahan dan pengajian.
· Metode
dan teknik tentang pengadaan tenaga kerja yang akan dilaksanakan.
5. Why:
· Rencana itu harus mempermudah suatu pekerjaan sehingga mudah
dilaksanakan.
· Rencana
itu harus mempunyai rincian yang cermat.
Perencanan bukan merupakan
suatu tindakan melainkan suatu proses. Suatu proses yang masih mempuyai suatu
tindakan –tindakan untuk menuju suatu tujuan. Tidak dibatasi atas startegi yang
akan dilakukan sebelum diambil suatu keputusan karena bisa saja terjadi
perubahan. Contoh: GBHN. Kebijakasanan untuk mencapai tujuan. Ada dua komponen
dalam perencanaan :
1. Perencanan pesimis.
Perencanaan yang tidak dapat dilaksanakan.
2. Perencanan optimis.
Terlaksana.
Definisi dan unsur-unsur perencanaan:
1. Garth N. Jone.
Perencanaan adalah : Suatu proses pemilihan dan pengembangan dari pada tindakan
yang paling baik untuk pencapaian tugas.
2. M. Farland. Perencanan
adalah : Suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan menggunakan sebagian
pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
Bagian atau unsur –unsur dari perencanaan:
1. Hasil akhir (The ends).
Spesifikasi dari tujuan atau sasaran yang akan dicapai dan bilamana kit akan
mencapai.
2. Alat-alat yaitu :
Pemilihan dari kebijaksaan,startegi, prosedur, dan prakteknya.
3. Sumber yaitu: Meliputi
kwantitas mendapatakn dan mengalokasiakn bermacam macam sumber antara lain
tenaga kerja keuangan.
4. Pelakasanan
5. Pengawasan.
Didalam
perencanan ada beberapa tipe:
· Perencanaan strategi plans yaitu: perencanan yang
dirancang untuk mrmenuhi tujuan organisasi yang mengimplemasikan misi yang
memberikan alasan yang khas pada orang.
· Perencanaan operasional yaitu: perencanan yang
menguraiakan secara lebih terperinci bagaimana rencana startegi akan tercapai.
Proses perencanan stategi formal:
1. Pemahaman dan perumusan
masalah. Untuk mempermudah manager untuk mengidenfikasi maka pertama kali :
· Adakan dulu uji coba secara
sistematis hubungan sebab akibat.
· Carilah
penyimpangan dan perubahan dari yang normal.
· Konsultasi atau tanya jawab pada perusahan.
2. Pengumpulan dan analisa
data yang relevan.
Pertama sekali manager harus mengumpulkan data
apa yang diperlukan untuk memutuskan keputusan apa yang tepat untuk mendapatkan
informasi yang tepat.
a. Pengembangan alternatif.
b. Kecendrungan untuk
menerima alternatif keputusan yang pertma kali flexible sering mengidarkan
pencapaian yang terbaik untuk masalah lainya. Pengembangan sejumalh alternatif
memungkinkan manager menolak kecendrungan utuk membuat keputusanyang efektif.
c. Evaluasi alternatif.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :
1. Analisis situasi & identifikasi masalah
Melakukan analisa dan identifikasi terhadap
situasi organisasi dengan memperhatikan
tujuan organisasi. dalam melakukan analisa
situasi dapat menggunakan teknik analisis
SWOT.
2. Menentukan skala prioritas
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi
masalah, maka perlu dilakukan penentuan
skala prioritas terhadap pelaksanaan
kegiatan. Hal ini agar kebutuhan organisasi yang
mendesak didahulukan untuk menjamin
keberlangsungan organisasi.
3. Menentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
akan mengarah pada pencapaian tujuan
organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan
program, sehingga nantinya
pelaksanaan program dapat diukur capaiannya.
4. Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun
anggaran).
Apa itu fungsi SWOT dalam
Organisasi?
Analisis SWOT ini merupakan sebuah
“penyelidikan” tentang situasi dan kondisi dalam suatu lingkungan.Contohnya
adalah:
“Ada sebuah organisasi yang akan
membuat program kerja, untuk itu mereka harus tahu tentang kondisi organisasi
mereka dan lingkungan dimana organisasi itu berada. Untuk itu mereka melakukan
analisis SWOT,
Pertama S, yaitu dengan mengetahui kekuatan
organisasi dalam hal ini, kekuatan bisa diartikan sebagai kondisi yang
menguntungkan untuk organisasi tersebut. Misalnya, pengurus yang setia terhadap
organisasi, atau kas organisasi yang banyak, dll.
Kedua W, yaitu dengan mengetahui kelemahan organisasi
dalam hal ini, kelemahan bisa diartikan sebagai suatu kondisi yang merugikan
untuk organisasi tersebut. Misalnya, kondisi anggota yang tidak aktif, dana
yang tak ada, dll.
Ketiga O, yaitu dengan mengetahui kesempatan organisasi
dalam hal ini bisa diartikan sebagai suatu hal yang bisa menguntungkan jika
dilakukan namun jika tidak diambil bisa merugikan, atau sebaliknya. Misalnya,
sumber dana ada bila diminta.
Keempat T, yaitu dengan mengetahui ancaman
organisasi dalam hal ini bisa diartikan sebagai suatu hal yang akan menghambat
atau mengancam selama perjalanan kepengurusan. Misalnya, banyak pengurus dan
anggota yang tidak aktif.
b.
Organizing
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan
pengorganisasian. Dalam perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan
organisasi. Yang kemudian di pecah menjadi berbagai jabatan. Semakin tinggi
suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya.
Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama di
pikul, ringan sama di jinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen
yaitu membagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Langkah-langkah Pengorganisasian :
· Tujuan
organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang
tujuan organisasi yang harus dicapai).
· Mendistribusi
pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang berkompetensi
pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong, karena
akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi).
· Menentukan
prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta punishment
dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis
koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan
untuk menuju tujuan organisasi)
· Mendelegasikan
wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi
tiap-tiap staff).
c.
Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik
kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka
dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, dan kerjasama. Semua sumber daya manusia
yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah
disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus, sehingga perlu dilakukan
penyesuaian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya
masing-masing.
Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus
:
1. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
2. Percaya
bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
3. Tidak
terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau
mendesak,
4. Tugas
yang diberikan cukup relevan,
5. Hubungan
harmonis antar rekan kerja.
Actuating
(penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi. Kepemimpinan yakni gaya
memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber
daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi.
Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat
organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya
pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak
sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat
dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang
tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan.
Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan
yaitu :
· Mengambil
keputusan
· Mengadakan
komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan.
· Memberi
semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
· Memilih
orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat
· Memperbaiki
pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah)
dan motivasi. Perintah adalah petunjuk atau penjelasan kerja, serta
pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku organisasi yang terlibat, baik
secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
dengan lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali
dilakukan bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan
pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan
termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatan
organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff
sebagai rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff
bekerja secara baik.
Tujuan Actuating (Penggerakan)
adalah :
· Menciptakan
kerjasama yang lebih efisien
· Mengembangkan
kemampuan & keterampilan staf
· Menumbuhkan
rasa memiliki & menyukai pekerjaan
· Mengusahakan
suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi & prestasi kerja staf
· Membuat
organisasi berkembang secara dinamis.
d. Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi,
misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk
supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang
memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini
dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut
dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.
Proses pengawasan sebagai bagian dari
pengendalian akan mencatat perkembangan organisasi kearah tujuan yang
diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan
tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat.
Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya
pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Manfaat pengawasan :
· Dapat
mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan
· Dapat
mengetahui adanya penyimpangan
· Dapat
mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
· Dapat
mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
· Dapat
mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi.
Proses controlling meliputi :
1. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,
2. Mengukur
pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi terhadap
kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,
3. Membandingkan
pelaksanaan atau hasil dengan standar.
Kembali
membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan
tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,
4. Melakukan tindakan perbaikan.
Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan
perbaikan,
5. Meninjau dan menganalisis ulang rencana.
Kembali membuat rencana baru jika terjadi
penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai
dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan
rencana lanjutan untuk melanjutkan
program yang berhasil tersebut, sehingga
tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.
Pengawasan dibedakan menurut sifat dan waktunya :
1. Preventive control
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan
dilaksanakan. Pemimpin mengawasi perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan
hingga persiapan yang dilakukan, termasuk rekruitmen anggota .
2. Repressive control
Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan
mengawasi hasil yang dari pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan laporan yang
didapatkan (melakukan pengukuran capaian hasil).
3. Pengawasan saat proses dilakukan
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan
proses, sehingga langsung mengikuti
proses dan mengadakan korkesi jika ada
penyimpangan.
4. Pengawasan berkala
Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu
tertentu berdasarkan kesepakatan
(bisa 1 bulan sekali, 2 atau 3 bulan).
5. Pengawasan mendadak (sidak)
Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk
melihat kinerja staff sehari-hari dan
menghindari terjadinya penyimpangan.
6. Pengawasan Melekat (waskat)
Pengawasan yang dilakukan secara dekat
terhadap staff, hal ini sering dilakukan untuk
tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat
khusus, sehingga menghindarkan sekecil
kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan.
Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam
kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi dan pelaporan.
Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau
program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan
kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi
penganggaran dan proses kegiatan. Sedangkan pelaporan merupakan penyampaian
perkembangan hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.
Controlling akan
mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat agar tidak melakukan
penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu controlling haruslah
dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar organisasi, sehingga
pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada
pencapaian tujuan organisasi.
Contoh Studi kasus POAC
Masalah di PT. Rajawali Citra Kencana
Tantangan yang dihadapi oleh kebanyakan perusahaan adalah bagaimana
mengalokasikan biaya overhead grup kepada masing-masing profit center
secara adil. Grup memiliki biaya langsung dan tidak langsung yang menjadi
biaya overhead yang harus dialokasikan ke profit center di setiap
divisi. Biaya overhead group mencakup biaya administrasi keuangan dan
gedung, biaya SDM grup, biaya pemasaran grup, biaya managing director grup,
dan biaya managing director divisi-divisi. Semua biaya ini merupakan 50%
dari overhead keseluruhan. Selain itu, masih ada biaya overhead dari
biaya tidak langsung, seperti biaya sewa gedung, biaya penerangan, telepon,
peralatan kantor, dan biaya operasional langsung.
Pendekatan ini mendorong para manajer profit center untuk
mengkaji kembali laba yang dibuatnya dengan mempertimbangkan biaya overhead grup
yang harus ditanggung. Program imbal jasa dan penghargaan mereka didasarkan
pada pencapaian target laba yang dibuat setelah menanggung overhead Grup.
Direktur Pemasaran Grup harus mengukur kontribusinya dan pendapatan
yang akan diperolehan dari anggaran promosi Pemasaran Grup. Pertanyaan yang
sama muncul terhadap fungsi Keuangan Grup dan fungsi SDM Grup. Kombinasi check
and balance, bersama dengan transparansi proses, merupakan bagian dari
program pengembangan talenta. Manajer pada profit center yang ambisius,
akan termotivasi untuk menunjukkan kemampuannya menghasilkan laba yang tinggi,
terus mengawasi pengeluaran yang tidak memberi kontribusi nyata pada laba atau
yang mengganggu kemampuannya menghasilkan laba yang ditargetkan.
Salah satu komentator eksternal berpendapat bahwa perusahaan tersebut
seperti perahu yang 'dapat pergi ke mana saja untuk mendapatkan uang tanpa
membawa beban."
Tantangan serius yang kedua adalah untuk menemukan keseimbangan antara
mental 'robber baron' dengan etos 'good for the Group'.
Inti dari tantangan ini adalah aspek tersembunyi lain dari strategi
manajemen talenta, yaitu mendapatkan dan mengembangkan karyawan yang berkinerja
tinggi.
Pada level profit
center, manajer pusat laba berupaya menarik dan mempertahankan orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi untuk menghasilkan laba. Semangat tim yang kuat ditumbuhkan dan dikembangkan, dan jika tim berhasil mencapai target, semangat kerja menjadi tinggi dan etos kerja berkembang.
center, manajer pusat laba berupaya menarik dan mempertahankan orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi untuk menghasilkan laba. Semangat tim yang kuat ditumbuhkan dan dikembangkan, dan jika tim berhasil mencapai target, semangat kerja menjadi tinggi dan etos kerja berkembang.
Meskipun semangat dan etos kerja ini diharapkan, ada juga sisi
negatifnya. Salah satunya adalah 'nuansa perang' di mana unit laba yang satu
dengan yang lain akan berkompetisi dalam bisnis yang sama. Seringkali, hal ini
membuat pelanggan menjadi bingung (karena diperebutkan oleh profit
center-profit center) dan menjadi kelemahan Grup secara keseluruhan.
Secara teori, salah satu peran Managing Director Divisi adalah
mengarbitrase persaingan antar pusat laba, dan memutuskan batas-batas wilayah
masing-masing unit laba. Masalah klasiknya adalah prospek atau pelanggan yang
beroperasi di suatu wilayah, tetapi memiliki unit-unit di wilayah lain yang
menjadi 'wilayah kekuasaan' dari pusat-pusat laba yang berbeda-beda dari Grup.
Dampak negatif kedua adalah tumbuhnya sikap 'kerajaan saya' yang
menjadikan sumber daya pada pusat laba bersifat eksklusif, tidak boleh
digunakan oleh pusat laba atau bagian lain. Masalah muncul ketika suatu unit
laba kapasitasnya sedang 'berlebih', sementara pusat laba lain sedang
'kekurangan'. Memang ini merupakan bagian dari siklus bisnis, tetapi sangat
mengganggu kinerja bisnis Grup secara keseluruhan apabila antar pusat laba
tidak dapat berbagi sumber daya. Kondisi ini diatasi dengan model pembebanan
antar unit.
Semua isu ini menjadi bagian dari bahan budaya perusahaan dan konsep
yang mendasarinya membentuk bagian yang penting proses induksi bagi karyawan
baru. Etos untuk fokus pada pencapaian laba perusahaan ini merupakan unsur
integral dalam struktur organisasi yang tercermin dan didukung oleh etos fokus
laba.
Masalah utamanya adalah komunikasi strategi sebagai falsafah
operasional. Hal ini dipecahkan melalui kombinasi struktur, proses dan
pengembangan diri. Cara bagaimana menangani masalah tersebut dijelaskan di
bawah ini.
Solusi
Dari kasus diatas, kami berpendapat bahwa solusi yang baik adalah
pengembangan di sektor karyawan perusahaan tersebut. Bagi karyawan yang baru
direkrut sebaiknya diberi pelatihan teknis sebelum mereka diberi tanggung
jawab. Ketika masa pelatihan harus dapat dipastikan mereka dapat mengerjakan
tugas dengan sebaik mungkin sehingga dapat meminimalisasi kesalahan dan
kerugian bagi perusahaan. Apabila mereka sudah dianggap sanggup bertanggung
jawab, saat itulah pimpinan dapat menguji mereka dengan memberi tugas yang
lebih berbobot. Mereka berhak mendapat keistimewaan itu setelah mendapat pelatihan.
Selain itu, hal tersebut juga dapat mengembangkan diri mereka kearah yang lebih
maju. Jika mereka telah menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, barulah
pimpinan dapat memberi mereka tanggung jawab yang lebih eksekutif. Pelatihan
teknis sebelum memulai bekerja sangat penting untuk dapat memastikan apakah
para karyawan bisa menghasilkan laba bagi perusahaan atau tidak. Tidak kalah
penting juga, pelatihan semacam itu untuk membekali karyawan dengan pengetahuan
yang intelektual yang tentu saja bisa memberi nilai plus bagi klien
perusahaan.
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN
Manajemen berasal dari bahasa inggris manage yang
memiliki arti mengatur, mengurus, melaksanakan, mengelola. Sedangkan menurut
istilah seperti yang dilakukan Stoner, manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
Tujuan manajemen merupakan suatu yang
direalisasikan, menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan
kepada usaha seorang manajer.
Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai
tugastugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas itulah yang biasa
disebut sebagai fungsi-fungsi manajemen. Menurut George R. Terry terdapat 4
fungsi manajemen, yang dalam dunia manajemen dikenal sebagai POAC yaitu: planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan
atau pengarahan) dan controlling (pengendalian).
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2007. Strategic
Management For
Educational Management (Manajemen
Strategik untuk Manajemen Pendidikan). Bandung : Alfabeta.
Drs. NgalimPurwanto. AdmnistrasidanSupervisiPendidikan
(Bandung :Remaja
Rosdakarya.2009)
hal. 15
Drs. Syamsuddin, M.Pd,
ManajemenLembagaPendidikanIslam (Jakarta :Ciputat Press.
2005) hal. 61
Mulyono, M.A.
ManajemenAdministrasidanOrganisasiPendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008)
hal. 25
Prof. H. D Sudjana, S., Manajeman
Program PendidikanuntukPendidikan Non Formal dan
PengembanganSumberDayaManusia
(Bandung :Falah Production, 2004) hal.58
John M. Echols dan Hasan Shadaly. 1992.
Kamaus Bahasa Inggris Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia.
T. Hani Handoko. 1995. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Soebagio Admodinata. 2000. Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta:
Ardya Jaya.
Malayu SP. Hasibuan. 1994. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV. Haji
Masagung.
M. Ngalim Purwanto. 2008. Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Henry L. Sisk. 1969.
Principles of Management. Ohio, South-Western Publishing Company.
Nanang
Fatah. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nama Kelompok
Berliana M.K.S (11513708)
Debby S.A.L (12513090)
Denada A.P (12513159)
Kurniawan W (14513901)
Mutia R.M (16513232)
Novela A.R.P (16513511)
Ririn A (19513867)
Shinta P (18513506)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar